Sungguh banyak ayat-ayat serta hadits-hadits yang menjelaskan keunggulan 
Ilmu dan derajat Ulama’ di mata Alloh SWT dan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Dari sebagiannya adalah:
1. Ilmu lebih didahulukan dari pada Ibadah
Ilmu lebih diutamakan dari pada ibadah karena ilmu itu sendiri yang 
memperjelas aturan beribadah, mulai dari rukun, syarat, adab dan rahasia yangterkandung dalam ibadah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Ilmulah yang menjelaskan hal-hal yang membuat ibadah seseorang dihukumi sah dan tidak sah batal). Oleh karena itu, nabi Muhammad SAW lebih mengunggulkan ilmu daripada ibadah, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Hudzaifah bin Yaman ra, beliau bersabda: “Keunggulan Ilmu itu melebihi keunggulan Ibadah, dan hal yang paling baik dalam agama kalian adalah waro (apik/hati-hati)”.
2. Ilmu adalah warisan para Nabi alaihimus salam
Ilmu adalah warisan dari para Nabi, dan Ulama’ adalah para pewaris 
mereka, karena para Nabi tidak mewariskan harta, namun mereka mewariskan ilmu sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW: “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dirham dan dinar, mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa yang berilmu, maka Ia telah mengambil bagian dari warisan para Nabi”. Dengan ini, bisa dipahami bahwa seseorang yang mendapatkan warisan para Nabi itu ditentukan dengan Ilmunya, jika seseorang memiliki sedikit Ilmu maka sedikit pula warisan yang Ia dapatkan dari para Nabi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, mencari Ilmu merupakan tanda taatnya seorang hamba kepada Alloh SWT. Maka, orang yang mencari ilmu semata karena Alloh, untuk diamalkan dan dakwah itu masuk dalam kategori orang yang mendapat warisan dari para Nabi dan Rosul alaihimus salam.
3.Ilmu menjadi sebab masuk surga bagi orang-orang yang mencarinya.
Seseorang yang berusaha keras mempelajari ilmu maka jalan menuju surga menjadi mudah bagi dirinya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam haditsyang diriwayatkan oleh Imam Abu Hurairah ra dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: rasa “Barang siapa yang berjalan dalam rangka menempuh ilmu, maka Alloh SWT memudahkannya menuju surga-Nya”. Adapun sebab Nabi SAW bersabda seperti itu, karena ilmu bisa menjadikan seorang muslim mentaati perintah-perintahNya, menuntun agar bisa berbuat amal sholeh, serta menanamkan cahaya dalam hati agar bisa membedakan yang salah dan yag benar.
4. Ilmu menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT dan bertaqarrub(beribadah) Kepada-Nya.
Hal ini sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah SWT:
[ 26 ]فاطر: إنما يخشى هللا من عباده العلماء
Artinya: “Sesungguhnya hanya orang yang ber ilmulah yang memiliki rasa takut kepada Allah SWT”. Yakni, mahluk yang memiliki rasa takut kepada Allah SWT, meng agungkannya dengan benar, serta mengenalnya itu hanya orang-orang yang berilmu.
Dan sungguh indah diktum seorang ulama yang bernama Imam Ibnu 
Qoyyim Al-Jauziyyah: “Andaikan hasil dari ilmu itu hanya beribadah kepada Allah SWT dan disandingkan dengan derajat malikat, maka hal tersebut cukup menjadi kemuliaan”.
5. Ilmu menjadi sebab diangkatnya derajat.
Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajat ahli ilmu baik di dunia 
maupun di akhirat. Sebagai mana dalam firman Allah SWT:
[ 11 يرفع هللا الذين امنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات ]المجادلة: 
 ِArtinya: “Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang ber iman dari kalian, dan orang-orang yang berilmu”.
Di dunia Allah SWT mengangkatkan derajat mereka dengan kadar ibadah 
mereka kepada-Nya. Dan di akhirat Allah SWT angkat derajat mereka dengan kadar dakwah dan pengamalan ilmu mereka.
6. Ilmu adalah jihad yang paling utama.
Agama ini bisa tegak karna ilmu dan jihad, dan jihad terbagi 2 macam:
1. Jihad dengan tenaga dan senjata, dan jenis jihad ini sangatlah banyak sebagaimana kita ketahui.
2. Jihad dengan hujjah (dalil), dan jenis jihad ini merupakan jihad yang paling utama, dikarenakan manfaat dan musuhnya banyak. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayat kan oleh Imam Abu Hurairah ra dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Seseorang yang datang ke masjid ini karena ingin kebaikan yang Ia pelajari atau Ia ajarkan, maka Ia dalam posisi orang yang berjihad di jalan Allah SWT. Dan barang siapa yang datang ke masjid ini bukan karena tujuan tadi, maka ia dalam posisi orang biasa yang melihat keindahan orang lain”. Begitu pula dalam hadits yang diriayatkan oleh Imam Anas bi Malik dari Rsulullah SAW, beliau bersabda: “Barang siapa yang keluar rumah dalam rangka mencari ilmu, maka ia sama saja ia sedang berjihad di jalan Allah SWT sehingga Ia kembali ke rumahnya”.
Dua hadits tadi memberi pengertian bahwa mwncari ilmu adalah jihad fi 
sabilillah, dan bagi orang yang mencarinya itu mendapatkan pahala seorang mujahid fi sabilillah, karena ia berada dalam posisi orang-orang yang menyebabkan berdirirnya agama ini serta menguatkannya, dan orang yang meninggal dalam keadaan mencari ilmu maka ia mendapat pahala orang yang mati syahid.
7. Ilmu memperbanyak pahala seorang yang beramal.
Ilmu memperbanyak pahala seorang yang beramal karena ilmu bisa 
membereskan niat seorang yang beramal kemudian amalnya menjadi baik. Sedangkan niat itu salah satu hal yang mesti diperbaiki dalam ibadah agar ia mendapat pahala sebagaiman yang ia niatkan. Maka, diriwayatkan dari Imam Umar bin Khattab ra, beliau berkata: “Aku mendengar dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Beresnya amal itu hanya dengan niat, dan setiap orang pasti mendapatkan apa yang ia niatkan”. 
8. Keunggulan ilmu lebih besar daripada harta.
Diriwayatkan dari Imam Abu Kasyapah Al-Anshori dari Rasulullah SAW, 
beliau bersabda: “Aku akan memberi hadits kepada kalian, maka kalian harus menghafalnya: tentramnya dunia karena ada empat golongan:
1. Seorang yang diberikan ilmu dan harta, dan ia punya rasa takut kepada tuhannya, menyambungkan tali silaturrahim, dan ilmunya dipakai dalam jalan Alloh SWT dengan benar. Nah, orang ini dalam posisi tertinggi.
2. Seorang yang diberikan ilmu namun tidak punya harta, dan ia memiliki niat bagus, sehingga ia berkata: Andai aku punya harta, pasti aku akan beramal baik dengan harta tersebut. Maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, dan mendapat pahala yang sama seperti orang tadi.
3. seorang yang punya harta namun tidak berilmu, Ia merusak hartanya karena tidak berilmu, tidak punya rasa takut kepada Allah SWT, tidak bersilaturrahim. Nah, orang ini dalam posisi yang paling jelek.
4. Seorang yang tidak berilmu juga tidak punya harta,ia berkata : Andai Allah SWT memberiku harta, pasti aku akan beramal dengan harta tersebut. Ia mendapatkan apa yang ia niatkan, dan pahalanya sama sepert orang yang beramal dengan hartanya.
Namun, yang dimaksud oleh Nabi SAW dengan ilmu diatas adalah ilmu 
hakiki, yaitu ilmu yang mejadikan seseorang melihat dengan hakikay segala urusan. Maka, orang yang punya harta namun tidak menghiasi diri dengan ilmu itu pasti akan merusak pengalokasian harta tersebut. Ia pasti menggunakan harta tersebut dengan dasar syahwatnya, tidak sadar bahwa ia harus mensyukuri ni’mat ini. Maka wajar saja kalau Nabi SAW menempatkan orang ini di posisi paling rendah dan hina.
Maka Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah telah menegaskan tentang 
perbandingan antara ilmu dan harta yang harus diketahui oleh setiap orang yang berada dalam posisi ini. Beliau lebih mengunggulkan ilmu dibanding harta, karena beberapa alasan:
• Ilmu adalah warisan para Nabi alaihimussalam, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang kaya.
• Ilmu bisa bertambah dengan sungguh-sungguh dan diajarkan, sedangkan harta berkurang jika diberikan, kecuali jika di shodaqohkan.
• Ilmu menemani sampai ke kubur, sedangkan harta berpisah setelah meninggal, kecuali harta yang dijadikan amal jariyah.
• Harta bisa didapatkan oleh siapa saja orang baik maupun jahat, baik oleh orang mu’min maupun kafir, sedangkan ilmu manfaat tidak akan bisa dihasilkan kecuali oleh orang mu’min.
• Orang yang berilmu dibutuhkan oleh para raja maupun orang miskin, namun orang yang punya harta hanya dibutuhkan oleh orang yang tidak punya, dan orang miskin.
• Orang yang punya harta kemungkina bisa menjadi faqir miskin, namun orang yang berilmu itu tidak mungkin hilang ilmunya kecuali karena kelalaian.
• Harta mendorong manusia terhadap dunia, sedangkan ilmu mendorong menusia beribadah kepada tuhannya.
• Harta terkadang menjadi sebab celaka bagi pemiliknya, namun ilmu didalamnya ada kehidupan bagi pemiliknya walaupun setelah ia meninggal.
• Kebahagiaan yang disebabkan ilmu itu selamanya, sedangkan kebahagiaan yang disebabkan dengan harta itu hanya sementara.
• Orang yang berilmu memiliki kemuliaan dalam dirinya sendiri, namun orang kaya bisa mulia karena hartanya.
• Orang yang punya harta selalu mengajak manusia untuk dunia, sedangkan orang yang berilmu mengajak manusia menuju akhirat.
Berdasarkan alasan-alasan diatas, maka sudah wajar bahwasannya ilmu lebih mulia/unggul dibanding harta.
9. Ilmu menjadi sebab istighfar untuk pemiliknya.
Orang yang berilmu cukup baginya memiliki kemuliaan, karena Allah 
SWT menundukan semua hal untuk memintakan ampun bagi orang tersebut serta mendo’akannya dengan baik. Diriwayatkan dari Imam Anas bin Malik ra, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang berilmu itu di istighfari oleh semua makhluk bahkan ikan di lautan sekalipun”. 
10. Seluruh hal yang ada di dunia ini dilaknat kecuali ilmu.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Hurairah ra 
dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Dunia ini dilaknat, begitu juga yang ada di dalamnya kecuali dzikir kepada Alloh SWT, Taat kepada-Nya, orang yang berilmu dan pencari ilmu”. Yakni, semua hal yang ada di dunia ini baik itu berupa harta, perhiasan, syahwat dan lain-lain itu dilaknat. Sedangkan setiap ilmu yang mendekatkan diri kepada ridho Alloh SWT, bermanfaat bagi sesama hamba-Nya itu terpuji. Nah, hadits ini memotifasi untuk senantiasa menuntut ilmu dan mengajarkannya, agar seorang yang berilmu bisa meraih kedekatan dengan Alloh SWT dan selamat dari golongan orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Alloh SWT.
11. Ilmu adalah petunjuk bagi seorang hamba mendapat kebaikan.
Orang yang diberikan rizki berupa memahami agama pada khakikatnya ia 
telah mendapatkan kebaikan. Dan memahami agama adalah salah satu anugrah yang paling agung. Maka diriwayatkan dari sayyidina Mu’awiyyah ra dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Alloh SWT, maka Alloh SWT akan menunjukannya agar memahami agama”. Sedangkan orang yang tidak dikehendaki memahami agama, tidak tahu pondasipondasi islam, maka pada hakikatnya ia telah terhalang dari kebaikan yang banyak.
Hadits diatas sangatlah agung dalam menjeaskan keunggulan ilmu dan 
memotifasi untuk mempelajari ilmu syariat dan memahaminya, karena hadits tersebut menunjukan bahwa ilmu adalah kumpulnya kebaikan, taufiq dan ridho Alloh SWT.
12. Alloh SWT mengintruksikan kepada hamba-Nya untuk senantiasa memohon agar ditambah ilmu bukan yang lain.
Sesungguhnya Alloh SWT memerintahkan kepada nabi Muahammad SAW 
agar selalu memohon ditambahkan ilmu, sebagaimana dalam firman-Nya:
وقل ربي زدني علما
Artinya:
“Katalanlah wahai Nabi, Ya Alloh tambahkanlah ilmu kepada saya”.
Maka sudahlah cukup dengan hal ini merupakan sebuah kemuliaan untuk ilmu, karena Alloh memerintahkan Nabi-Nya untuk memohon ditambahkan ilmu.
Al-Imam Al-Qurthubi rhm berkata dalam tafsir ayat tadi:
“Andai kata ada hal yang lebih mulia dari ilmu, niscaya pasti Allah SWT akan memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk selalu memohon agar ditambahkan hal tersebut, sebagaimana Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk memeinta ditambahkan ilmu”.
13. Intruksi dari Nabi SAW untuk menyampaikan ilmu
Sungguh Nabi SAW memerintahkan agar menyampaikan ilmusebagaimana 
dalam dua hadits:
1. Sampaikanlah apapun dariku walaupun satu ayat
2. Dan hendaklah orang yang mengikuti kajian untuk memberi tahu kepada 
orang yang tidak mengikuti
Nah, dalam hadits yang tadi terdapat kewajiban mencari ilmu dan menyampaikannya. Dan hal ini termasuk Fardu Kifayah yang jika sebagian muslim mengerjakannya maka kewajiban menyampaikan ilmu gugur. Dan sudah dimalumi bahwasannya tidak ada satupun hal yang lebih dicintai oleh Nabi SAW daripada sampainya hidayah kepada seluruh umat, maka orang yang menyampaikan ilmu sama saja sedang berjalan dalam rangka menyampaikan citacita Nabi SAW, termasuk orang paling dekat dan paling dicintai oleh Nabi SAW. Ia pun menjadi pengganti dan Kholifah Nabi dalam umat-Nya. Dengan hak ini menjadi sebuah kemulyaan untuk ilmu dan ahli ilmu.
14. Amal orang yang berilmu tidak akan terputus walaupun ia telah meninggal.
Hal ini disebabkan karena ilmu itu kekal, dan menjadi sebab bagi orang 
yang berilmu diingat nama baiknya dalam waktu yang lama
15. Nabi SAW berwasiat tentang pencari ilmu.
Seluruh ayat dan hadits yang telah dibahas diatas adalah petunjuk bahwa 
yang abstrak tentang tingginya posisi ilmu dan keutamaannya menurut agama dan syari’at islam. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW berwasiat tentang para pencari ilmu, sebagaimana dalam hadits-hadits sebagai berikut:

1. Diriwayatkan dari Imam Abi Sa’id Al-Khudri beliau berkata: Nabi SAW bersabda: “Akan datang pada kalian sebuah kaum yang mencari ilmu, jika kalian melihat mereka maka katakanlah: Selamat datang wasiat Rasul! Dan berilah mereka ilmu”.
2. Diriwayatkan dari Imam Shofwan bin Assal Al-Muradi ra beliau berkata: Aku mendatangi Nabi SAW di dalam masjid, akupun berkata kepada Nabi SAW: “Ya Rsulullah, aku datang mencari ilmu”. Kemudian Nabi SAW bersabda: “Selamat datang wahai pencari ilmu, sesungguhnya malaikat mengerumuni pencari ilmu dan meneduhi mereka dengan sayap-sayapnya, kemudian mereka saling menaiki satu terhadap yang lainnya karena merasa bahagia dengan pencari ilmu tersebut”.